Monday, November 29, 2010
Pangudi Luhur 2010 : Your Mind, Our Stage
Wednesday, November 24, 2010
MAGNUM, fenomena pergaulan di akhir 2010
Entah kenapa tiba-tiba akhir-akhir ini Magnum mulai menjamur dimana-mana dan banyak orang mencari-cari es krim ini. Setelah saya ketahui, ternyata Walls sepertinya sedang “menghidupkan” brand Magnum ini dengan membuat sebuah iklan baru di TV. Iklannya seperti ini :
Jujur saja, bagi saya iklan ini kurang menarik dan lebih menarik iklan Wall’s Cornetto Mini yang ini :
Kembali lagi ke selera masing-masing orang sih, tapi hebatnya dari fenomena Magnum yang terjadi sekarang bagi para remaja adalah Magnum menjadi tolak ukur “pergaulan” seseorang. Bisa dikatakan fenomena ini sama seperti fenomena Blackberry (bb) yang mana saat ini hampir semua remaja memakainya. Kalo kata “remaja gaul” saat ini “lo belom pake bb? Gak gaul lo!” dan kemudian saat fenomena Magnum muncul “lo belom coba Magnum?enak banget loh, gak gaul lo!” Jujur saja, beberapa teman saya “termakan” oleh trend ini. Dia menjadi merasa kurang gaul dan mati-matian mencari Magnum ke seluruh supermarket di kota Bandung. Sempat saya berpikir, mungkin Wall's menyewa sejumlah orang yang memiliki "eksistensi" di masyarakat untuk membuat brand Magnum ini naik lagi di pasaran. Terbukti, pemasaran langsung (Direct Marketing) secara mulut ke mulut memang masih efektif. Hal ini membuat Magnum menjadi salah satu topik hangat untuk dibicarakan selain kasus Gayus dan bencana Merapi. Selain itu, jumlah Magnum di pasaran sekarang entah kenapa sangatlah sedikit. Hal ini membuat orang semakin penasaran dengan “Fenomena Magnum” ini dan membuat Magnum ini semakin di cari dan laku.
Magnum yang sekarang muncul memiliki 3 rasa yaitu Classic, Almond, dan Truffle. Ternyata di bagian negara lain, Magnum memiliki banyak varian. Ada Magnum Mini, Magnum Essence, Magnum Temptation, dan masih banyak macam varian Magnum ini. Beberapa gambar varian Magnum :
Jadi, sudahkah anda membeli Magnum hari ini?
Sumber Gambar dan Video: Google Images dan Youtube
Friday, July 23, 2010
BREW (Book Review) - Vice Versa
Selamat pagi, siang, sore, atau malam! (depends on your reading time guys) Kali ini di postingan ketiga blog MLM ini akan membahas sebuah buku berjudul VICE VERSA kalangan Alanda Kariza. Saya sendiri pernah mengenal Alanda Kariza dari jaman SMA karena dulu organisasinya The Cure for Tomorrow (TCFT) pernah membuat kaos mengenai lingkungan dan saya ingin membelinya, namun karena masalah teknis dari saya yang sulit melakukan pembayaran (baca: ga ada duit T.T) di kemudian hari saya lupa dan baru ingat beberapa bulan kemudian (if youre reading this nda, i’m really sorry i forget that hehe). Alanda Kariza sendiri adalah seorang anak muda seumuran dengan saya. Bedanya dia memiliki segudang talenta dan prestasi, sedangkan saya? Jangan dibahas deh -_-
Alanda adalah pendiri dari TCFT dan Indonesian Youth Conference (IYC). Alanda sering berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, karena hal ini dia menjadi finalis termuda di ajang cosmoGIRL! of the year 2006, menerima Youth Changemaker Awards 2010: Innovation in Clean Water and Sanitation dari lembaga ASHOKA Indonesia, serta menjadi perwakilan Indonesia untuk jaringan aktivis muda Global Changemakers yang berpusat di London (Inggris) dan Bern (Swiss). Selain itu, dia terpilih juga menjadi salah satu dari 40 tokoh terpilih yang profilnya dimuat di 40 tahun Media Indonesia, awal Januari 2010. (to be honest, paragraf ini agak copy-paste dari profilnya di buku Vice Versa hehe).
Nah untuk bukunya sendiri awalnya saya cuman agak mendengar desas-desus mengenai buku ini di Twitter. Beberapa teman saya mempromosikannya di social mediaI itu dan ternyata saya juga menerima invitation launching bukunya di facebook (yang tidak bisa saya hadiri karena sedang di Bandung). Saya mulai tertarik karena Alanda me-Retweet review-review singkat dari beberapa orang yang sudah membaca buku ini. Setelah mencari bukunya di beberapa toko buku berinisial G, bukunya ternyata belum masuk ke toko buku tersebut. Ketika saya menanya ke Alanda, ternyata masih pre-order atau langsung beli di Alanda. Namun (lagi-lagi) karena saya sedang banyak urusan di Bandung, maka saya harus menunggu beberapa saat untuk bisa membeli buku ini. Akhirnya beberapa hari kemudian ketika sedang berjalan-jalan ke toko buku G, saya menemukan bukunya. Harganya juga tidak mahal, bayar pake Bung Otto Iskandar Dinata 2 lembar masi kembalian lah.
VICE VERSA adalah kumpulan dari cerita-cerita pendek yang pernah ditulis Alanda untuk beberapa majalah anak muda dan terdapat juga beberapa cerita baru yang ditulisnya. Mayoritas bercerita mengenai kehidupan manusia secara umum, tidak hanya menceritakan cinta melulu (seperti lagu Efek Rumah Kaca). Yang benar-benar saya kagum adalah Alanda berhasil untuk menceritakan semua ceritanya secara REALISTIS, tidak dilebih-lebihkan seperti cerpen pada umumnya. Ketika saya membaca novel ini, saya merasa seperti flashback ke hal-hal yang pernah saya alami yang mirip dengan cerita yang saya baca. Dari 20 cerpen yang ada dalam buku ini, saya rasa setengah dari cerita yang ditulis Alanda pasti kalian pernah melihat secara langsung. Entah itu kalian sendiri yang mengalami, lingkungan sekitar kalian, atau dari cerita-cerita orang-orang di sekitar lingkungan kalian. Buku ini berisi 20 cerita pendek mengenai berbagai macam hal. Ada yang mengenai jatuh cinta pada pandangan pertama, ada mengenai cinta terhadap orang tua, dan ada juga cerita tentang kaum kelas bawah. Ada sebuah cerita yang agak menyinggung lingkungan saya dulu, tetapi cerita ini membuat saya tau bagaimana orang luar melihat lingkungan saya tersebut. Beberapa cerita di dalam buku ini memang bahasanya agak berat (bahkan saya akui saya sendiri ada beberapa cerita yg ga ngerti bahasanya, maklum saya agak bodoh hehe) tapi mudah dimengerti juga ceritanya. Banyak pelajaran-pelajaran mengenai kehidupan yang bisa diambil dari buku ini. Saya rasa Alanda yang berjiwa sosial tinggi bisa menulis cerita dalam buku ini karena sudah mengerti dan berpengalaman secara langsung melihat lingkungan sekitar Jakarta yg konon katanya keras (but believe me, it is).
Overall, it’s a must read novel if you like Indonesian writter like Sitta Karina. Tidak sepenuhnya serius tetapi memiliki makna yang ingin disampaikan oleh Alanda kepada para pembacanya. Disarankan untuk anak muda dan orang dewasa lah, cowo ataupun cewe juga bisa baca buku ini. Grab it in your nearest bookstore now!
Cover depan VICE VERSA (courtesy of Mbah Google)
Ini dia penulisnya ALANDA KARIZA (Courtesy of Mbah Google)
Friday, July 9, 2010
BOR (Box Office Review) - Twilight Saga : Eclipse
Lanjut cerita sebenarnya saya awalnya agak malas menonton film ini karena saya sudah menonton yang pertama yaitu Twilight (berkali-kali diputar di star movies) dan kedua New Moon (paksaan salah satu teman saya) dan menurut saya “it’s another hot guy (and GAY) stuff movies”. Di film pertama lebih mirip sinetron salah satu TV nasional Indonesia (with a better effect of course) dan film kedua juga sama seperti itu. Ketika menonton yang ketiga (Eclipse) saya terpaksa ikut karena sudah janji dengan teman saya (dan dia meminta dengan melas).
Inti dari cerita film ini adalah seorang vampir bernama Edward Cullen (Robert Pattinson) mencintai seorang gadis manusia bernama Bella Swan (Kristen Stewart) dan cinta ini terhalang oleh seorang pemuda yang berasal dari kaum serigala (kalo di Indonesia dibilangnya siluman serigala soalnya bisa berubah) bernama Jacob Black (Taylor Lautner). Si Robert dan si Taylor inilah alasan para kaum hawa menonton film Twilight Saga ini, “Because they’re hot!!!” kata semua temen kaum hawa gw. Ya seperti umumnya cerita romansa ala Romeo and Juliette, mereka menemukan berbagai rintangan untuk menyatukan cinta (terlarang kalo kata The Virgin) antara manusia dan vampir. And here we go with the review for the third movie Eclipse...
Opening film agak aneh karena tidak diceritakan bagaimana kelanjutan dari ending New Moon dan berujung pada romantic scene si vampir Edward dan si gadis “calon” vampir Bella. Mereka berencana segera menikah dan Bella ingin segera cepat berubah menjadi vampir, tetapi Edward tidak ingin Bella tersiksa menjadi vampir seperti dirinya. Kemudian ada juga Victoria, musuh mereka yang berencana untuk membunuh The Cullens karena telah membunuh pacarnya (di film pertama) dengan bantuan 4 anggota Volturi (Bangsawan vampir dari Italia, cerita lengkap ada di film kedua). Volturi dan Victoria membangun sebuah pasukan vampir baru untuk melawan keluarga Cullens, yang pada akhirnya mendapat bantuan dari para kaum serigala (keluarga Jacob). Ending filmnya? Nonton aja sndiri, masi ada lah di bioskop-bioskop kesayangan anda (kasian banget sayang sama bioskop bukan sama manusia, i felt sorry for whoever that made this quote).
Overall,it’s not an action movie. It’s another semi-adult romance vampires, humans, and wolves movie dikarenakan banyak adegan-adegan orang dewasa. Saya benar-benar masih ngga tau letak menariknya dari cerita ini (walaupun mungkin bukunya lebih menarik jika tidak ada filmnya). Boring for sure. Cowo-cowo (normal) yang menonton pasti karena ada alasan tertentu seperti terpaksa (seperti saya), penasaran karena baca bukunya, atau memang dia un-normal. Kalo cewe gausah saya bilang kenapa kan?
Sedikit gambar mengenai film ini dan trailer video sebelum film ini keluar
Jadi intinya setelah menonton film ini pasti ketika selesai menonton dan keluar dari studio kalian akan mengatakan hal yang sama seperti saya. “Isabella Swan is (still) a damn pretty b*tch”